REVIEW NOVEL : RANTAU 1 MUARA
Berpetualanglah
sejauh mata memandang.
Mengayuhlah sejauh lautan terbentang.
Bergurulah sejauh alam terkembang.
IKHTISAR
Alif, mahasiswa Hubungan Internasional UNPAD yang
lulus di saat krisis moneter. Sulit sekali mencari pekerjaan meskipun dia memiliki
track record yang baik dalam
akademik, seperti mengikuti program pertukaran pelajar asing. Lamaran pekerjaan
yang sudah disebarkan ke sana kemari. Hasil wawancara pun tak mau menampakkan
batang hidungya. Nihil. Bagaimana dia bisa menggapai impiannya?. Sedangkan
Randai, teman sejak kecil sekaligus saingannya itu sudah bekerja di perusahaan
industri penerbangan. Alif dan Randai memiliki impian yang sama dulu, yaitu
belajar membuat pesawat sampai ke Jerman, tempat Habibie bersekolah.
Penolakan yang bertubi-tubi membulatkan tekad Alif
untuk merantau ke Ibu Kota. Tetapi, hal yang tak terduga terjadi. Alif menerima surat
dari Majalah Derap. Dia membaca surat
itu di dalam kamar kosnya di Bandung. Bahagia bukan kepalang, dia lulus tes dan
dapat bergabung dengan tim redaksi Derap.
Alif menjadi seorang wartawan. Di majalah Derap,
Alif bertemu dengan Dinara. Gadis Ibu Kota yang ceria, percaya diri, lulusan
Komunikasi UI. Alif sangat tertarik pada Dinara. Hubungan mereka semakin dekat
dengan seiringnya waktu. Alif dan Dinara terkadang mendapatkan tugas liputan
bersama.
Suatu hari Alif menerima telepon dari Randai. Randai telah menjadi pegawai tetap dan gajinya naik. Dia juga berencana untuk melanjutkan pendidikannya ke Jerman. Jiwa kompetitif Alif terbit. Alif memiliki impian untuk mendapatkan Fullbright Scholarship ke Amerika. Begitu selesai berbicara dengan Randai, Alif segera mengurus beasiswa Fullbright. Alif mengisi formulir beasiswa. Hanya tiga halaman saja. Tiga halaman inilah penentu untuk wawancara. Sambil menunggu jawaban seleksi beasiswa, Alif belajar TOEFL dan GRE. Alif mendapatkan surat dari pihak beasiswa dan dia diundang untuk wawancara tahap akhir seleksi beasiswa. Dua minggu setelah wawancara, Alif dinyatakan lulus. Alif meminta izin dan doa pada Amak untuk merantau dua tahun tanpa pulang.
Alif akan menuntut ilmu di George Washington
University. Alif bertemu dengan orang Indonesia, Mas Garuda. Alif kebingungan
mencari apartemen dan meminta bantuan pada Mas Garuda. Mas Garuda
memberitahukan bahwa ada apartemen kosong, tetapi bulan depan. Untuk itu, Mas
Garuda menawarkan Alif untuk tinggal bersamanya dulu. Mas Garuda menjadi sosok
kakak yang baik bagi Alif. Rencana libur semester pertama, Alif akan meminang
Dinara. Sudah meminta izin pada Amak dan juga orang tua Dinara.
Dinara tinggal bersama Alif di Amerika. Dua tahun telah berlalu, Alif wisuda. Alif dan Dinara bekerja di American Broadcasting Network yang berpusat di DC. Kehidupan Alif dan Dinara sangat bahagia. Tiba-tiba Dinara mengajak Alif untuk pulang ke Indonesia. Tetapi, pulang bukan pilihan yang ada dalam pikirannya. Kebebasan, uang, dan pekerjaan yang baik sudah dia dapatkan di sini. Dinara berkata, “Apa yang akan kita nikmati ini hanya untuk diri sendiri. Saatnya untuk lebih bermanfaat”. Lima tahun lamanya Alif dan Dinara di Amerika. Saatnya pulang. Muara manusia adalah menjadi hamba sekaligus khalifah di muka bumi. Hidup adalah pengabdian dan kebermanfaatan.
ALASAN BACA
Aku suka sekali dengan novel karya Ahmad Fuadi.
Awalnya aku nonton film Negeri 5 Menara tahun 2012 di bioskop. Penasaran dengan
kelanjutannya aku baca novel kedua, Ranah 3 Warna. Tetapi, buku tersebut
dipinjam oleh teman lama dan tidak dikembalikan. Sedih. Sekarang aku baca novel
ketiga, Rantau 1 Muara. Genrenya tentang pendidikan ya, kita bisa merasakan
bagaimana perjuangan Alif dari anak pesantren di Pondok Madani hingga
mendapatkan beasiswa di mana-mana untuk pendidikannya. Kerja kerasnya Alif
memang sungguh luar biasa.
PENDAPAT
Jalan ceritanya bagus, genre pendidikan. Aku bisa mendapatkan hal yang memang relate sekali, seperti bila kita berencana tetapi Tuhan yang berkehendak. Awal dari cerita, Alif ingin sekali kuliah di ITB. Tetapi, tidak lulus tes. Dia kuliah di Hubungan Internasional UNPAD. Setelah lulus, Alif berkecimpung di dunia jurnalis, mendapatkan beasiswa, dan sukses. Manusia memang bisa berencana, tetapi Tuhan tahu mana yang terbaik. Hal tersebut sedang aku alami sekarang. Aku percaya semua orang punya waktu indahnya masing-masing. Asalkan be-ru-sa-ha.
Novel ini memiliki teknik penulisan yang mudah
dimengerti, meskipun terdapat kata-kata yang belum aku ketahui. Aku harus
bolak-balik pergi ke KBBI. Oleh karena itu, aku membutuhkan waktu yang cukup
lama untuk menyelesaikannya. Tidak masalah sih ya, kita mendapatkan kosakata
baru bahasa Indonesia.
Ada beberapa kalimat yang disampaikan secara tersirat
oleh penulis. Ini mengingatkaku pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Kalimat
tersirat dan tersurat.
“Aroma sambal
terasi, jambal goreng kering, dan sayur asem sayup-sayup menyusup ke newsroom
dan mengalir ke saraf hidungku. Air liurku mencair dan perutku pun tidak
ketinggalan bergendang” (halaman 97).
Dari kalimat tersirat tersebut artinya Alif dalam
keadaan lapar, bukan?.
Ada juga majas personifikasi,
“Ujung-ujung dahan pohon yang basah, berayun-ayun seperti tangan hitam menggapai-gapai ke arahku” (halaman 91).
Ada hal yang benar-benar membuatku terkejut dan sedih mengenai Mas Garuda, tapi aku tidak bisa menguakkan bagian itu. Sedih banget deh.....
KUTIPAN FAVORIT
“Niat kau ini cari
duit, atau cari kepuasaan kerja?” (halaman
108)
“Apa yang kau
cari. Uang akan habis tandas dibelanjakan. Tapi yang kita sukai akan terus
tinggal di sini” (halaman 109)
“Find what you
want to do and do it. Temukan apa yang ingin kamu lakukan dan lakukan itu. Dan
yang lebih penting lagi katanya, love what you are doing. Cintai apa yang kamu
lakukan” (halaman 111)
“Perempuan hatinya
seperti kaca, jika pecah berderai tidak bisa kembali utuh sempurna. Hargai hati
dan perasaannya. Jangan main-main, kalau suka bilang, kalau tidak jangan. Jangan
permainkan perasaannya kalau masih ragu-ragu” (halaman 240)
“Kita tidak bisa memilih untuk dilahirkan oleh ibu yang mana. Kita juga tidak akan pernah bisa memilih mendapatkan anak yang seperti apa. Tapi, kita masih mungkin memilih pasangan kita. Walau jodoh di tangan Tuhan, tapi kita diberi kesempatan untuk berupaya keras mendapatkan pasangan terbaik” (halaman 267)
KESIMPULAN
Novel ini cocok untuk kamu yang menyukai genre
pendidikan. Galau mengenai sekolah, kuliah, dan kerja. Bisa membuat kamu termotivasi
juga, seperti Alif untuk mengejar impiannya. Buku ini direkomendasikan untuk
usia remaja. Penilainku terhadap novel ini 4.5/5. Harga Rp 98.000. Aku beli di
grobmart sedang diskon 25-30%!. Aku akhir-akhir ini lebih suka beli buku online
soalnya lagi pandemik.
Comments
Post a Comment